Rabu, 08 Februari 2012

Pertemuan di Suatu Malam



“Aduhhh sial banget…,” aku bergumam dan kertas kertas yang sedang  kurapikan berhamburan kembali.
Dengan terburu buru kukemasi kertas kertas yang berserakan di atas meja kerjaku. Aku panik karena belum pernah aku pulang selarut ini.

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 wib dengan sedikit berlari aku menuju lift dan sepanjang lorong perkantoran sudah tampak sepi dan gelap gulita. Sambil menunggu pintu lift terbuka aku merasa sedikit takut karena gedung ini benar benar sepi dan mengerikan. Tiba-tiba bulu kudukku berdiri, Aku pun mulai komat kamit baca doa.

Begitu pintu lift terbuka tanpa pikir panjang aku langsung masuk ke dalam. Di dalam lift ternyata ada seorang pria. Agak lega juga karena aku tidak sendirian dalam lift tersebut. Aku pun melangkahkan kaki memasuki lift dan membelakangi pria tersebut.

“Hi…baru pulang juga?” tanya pria di belakangku.Sebenarnya malas juga mau menjawabnya, tapi karena demi sopan santun dan sikap ramah akhirnya aku pun berbalik dan membalas sapaan pria tersebut.


“Iya…” jawabku sambil tersenyum. Dan ternyata  pria itu adalah Reza yang selama ini menarik perhatianku.

Aku dan Reza bekerja di Perusahaan yang sama tapi lain divisi. Sudah lama aku suka dengan pria ini, tapi tampaknya Reza acuh sekali. kesempatan ini tidak kusia-siakan, malam ini aku merasa sangat beruntung dapat bertemu dengannya.

“Gak takut apa.. malem malem pulang jam segini?” Reza kembali bertanya. Aku menggeleng pelan tampak sekali ada keraguan di raut wajahku. Nampak jelas sekali kalo sebenarnya aku ketakutan untuk pulang sendiri.

“Oh iya…kenalkan saya Reza…”pria itupun mengulurkan tangannya -udah tau mas- bisikku dalam hati.

“Saya Ami…” jawabku ramah. Kitapun berjabat tangan.

“Ok Ami, kamu dijemput? atau pulang sendiri??” Reza kembali bertanya.

“Pulang sendiri mas...” jawabku ragu ragu.

“Aduh !!..hati hati lho, saya anter aja deh…gak tega ngeliat cewe pulang sendiri, apalagi sekarang sedang banyak kejahatan yang menimpa kaum perempuan…gimana?” tanya Reza. Iya juga pikirku, toh Reza satu kantor kenapa enggak. Akhirnya kuputuskan pulang bareng Reza.

“Oke Rez..kalo kamu gak keberatan dan gak ngerepotin kamunya ya…” kataku kemudian.

Kami pun berjalan beriringan keluar dari gedung perkantoran tersebut. Kebetulan kami juga sama sama tidak membawa kendaraan pribadi. Sambil berdiri mematung di pinggir jalan dan kami terdiam tanpa banyak bicara sambil menunggu kendaraan umum yang akan kami tumpangi.

Dari kejauhan tampak segerombolan pemuda berandal menuju ke arah kami berdiri, jumlahnya sekitar 6 atau 7 orang. Tiba tiba Reza menggenggam tanganku.

“Mereka itu perampok…kita harus cepat cepat lari dari sini Ami…ikuti aku ya!” kata Reza. Secepat kilat Reza menarik dan setengah menyeret tanganku. Benar saja gerombolan berandal itu serta merta mengejar kami.

“Lewat sini Ami...” kata Reza.

Kami berlari secepat kilat melewati batu-batu nisan di area perkuburan Karet di daerah sekitar Bendungan Hilir. Tiba tiba Reza memelukku. Dia berusaha melindungi aku. Reza dihujami belati berulang kali tepat mengenai punggungnya. Darah segar membasahi sekujur tubuhku. Kemudian aku pingsan.
___

Kejadian itu terjadi sekitar seminggu yang lalu. Peristiwa itu menggoreskan trauma pada diriku. Hari ini aku kembali bekerja seperti biasa. Teman teman sekantor menyambutku dengan penuh suka cita.

“Selamat bekerja kembali, Ami…” sahabatku Desi datang memelukku.

“Terima Kasih.., bagaimana keadaan Reza, Desi ?”ujarku.

“Reza?…dia mengalami nasib yang sama sepertimu Ami, sayangnya dia meninggal karena tusukan belati berulang kali ditubuhnya” jawab Desi dengan wajah bingung. Aku menatap Desi dengan nanar dan perasaan tak karuan.

“Dia yang melindungi aku ..dari tikaman para pemuda brandal itu, aku...aku tidak sempat lagi berterimakasih padanya” kataku dengan sedih.

“Bagaimana mungkin Ami? Reza meninggal sebulan yang lalu…”kata Desi kemudian. Jadi.....

Tanpa terasa aku menitikan air mata, ternyata Reza sudah meninggal sebulan yang lalu. Bagaimana mungkin arwah Reza telah melindungi aku. Tiba-tiba ada perasaan rindu. Baru kali ini aku merindukan dan berharap kembali bertemu sesosok arwah yang kutemui dalam lift…pada suatu malam yang naas.


 - Selesai -

theme song : Wonder Gel - I miss U


2 komentar:

Ryan M. mengatakan...

wow... menarik, menarik :)

Coretan Embun mengatakan...

Thanks mas Ryan sudah mampir :)