Minggu, 04 Maret 2012

Cinta Segitiga



Frans mencium bibir Nesya dengan mesra,  lalu meraih tas kerja yang terletak di meja ruang keluarga.

“Aku pergi dulu ya dear…sampai ketemu 2 hari lagi," ujar Frans pada istrinya.

“Okey dear…jaga diri baik-baik ya,” Nesya pun tersenyum semanis mungkin untuk melepas kepergian suaminya dalam rangka tugas ke luar kota.

Frans adalah seorang suami yang romantis, terutama bagi istrinya. Dia selalu saja memberikan kejutan-kejutan kecil untuk istrinya tercinta. Baru pagi tadi Nesya mendapatkan surprise dengan datangnya sebuket bunga mawar merah dengan kartu ucapan bertuliskan - for my love one- membuat hati Nesya berbunga-bunga. Frans tidak pernah lupa membisikan kata-kata cinta, dan di mana pun mereka berdua berada selalu terlihat bermesraan. Sungguh pasangan yang serasi. Dan tak lama mobil Frans pun melesat meninggalkan rumah. Istana kecil mereka di mana penuh kehangatan dan kedamaian.

Suasana di Cafe PISA pada hari itu sedikit ramai, ditambah dengan hadirnya live music di sana. Frans duduk sendiri sambil menikmati fruit punch pesanannya. Frans sedang menunggu seseorang.

“Sudah lama mas?” terdengar suara lembut seorang wanita, membuat Frans sedikit kaget, sesaat kemudian tersenyum dan mencium tangan wanita tersebut.

“Kabar baik apa yang akan kamu sampaikan, sayang?” tanya Frans kemudian.

“Aku hamil…”wanita bernama Sonya itupun bicara perlahan. Frans sedikit kaget dan kemudian terdiam.

“Aku pikir kita harus menikah, mas…” Sonya berkata lagi kali ini dengan sedikit tekanan. Dengan wajah yang pucat Frans menatap wajah kekasihnya itu.

“Baiklah sayang, beri aku waktu untuk bicara dengan istriku…” ujar Frans lagi dengan mata menerawang.

Frans tahu pasti Nesya tidak akan mau dimadu. Nesya pasti lebih memilih bercerai. Tapi disisi lain Sonya tengah mengandung darah dagingnya. Frans bukan seorang pengecut, dia berani berbuat dan akan bertanggung jawab walaupun taruhannya kehilangan Nesya. Istri yang selama ini menemaninya. Tapi anak dalam kandungan Sonya pun tidak mungkin terlahir tanpa ayah. Frans berpikir keras…sungguh ini sebuah dilema untuknya.




Satu minggu kemudian.  


Masih di cafe yang sama seperti minggu lalu, Sonya duduk sendiri. Dia menunggu seseorang. Dan tak berapa lama yang ditunggu-tunggu pun datang. Sonya pun melambaikan tangan memberi isyarat.

“Uangnya sudah saya transfer..semoga bermanfaat,” ujar wanita itu sambil tersenyum.

“Terima kasih Nesya…, senang bisa bekerja sama,” ujar Sonya sambil tersenyum.

“Sama-sama ya…aku yang harusnya berterima kasih padamu karena telah membebaskanku dari dia,” jawab Nesya tegar.


 _____ 

theme song : Citra Scholastika - Everybody Knew