Senin, 02 Desember 2013

Istri Muda Pak Glen



**


Namaku Nurul karyawan sebuah perusahaan Advertising. Pekerjaanku adalah sebagai seorang receptionist. Di kantor ini ada boss muda bernama pak Glen, berumur sekitar 30 tahun. Berpostur tinggi besar, berwajah keras nyaris tidak pernah tersenyum dan sangat tegas. Tidak segan-segan memecat karyawan yang dianggap tidak sesuai dengan apa yang menjadi visi dan misi perusahaan. 

Karyawan yang tidak disiplin apalagi tidak niat bekerja, tanpa alasan dipersilahkannya angkat kaki dari perusahaan. Beruntung wajahnya lumayan ganteng sehingga kekejamannya di kantor sedikit tersamarkan. Terutama buat karyawan wanita sepertiku. Paling tidak, bila dia marah-marah karena tidak puas akan pekerjaan yang aku lakukan, ada alasan untuk memandangi wajahnya yang ganteng dengan wajah memelas, memohon ampun dan menghiba.

Khabar yang beredar, pak Glen mempunyai istri muda. Gossip sudah menyebar seantero kantor ini. Bahwa pak Glen berpoligami dan mempunyai istri muda. Pagi itu seperti biasa sebelum jam kerja dimulai, aku, Ester dan Joice memulai akitifitas dengan sarapan di kantor, di ruang meeting. Aku melahap semangkuk lontong sayur yang kubeli di perempatan jalan tadi saat menuju kantor. Sambil menikmati makanan kita mulai ber-gossip. Nge-gossipin siapa lagi kalo bukan pak Glen.

” Seperti apa ya kira-kira istri muda pak Glen?” Kata Ester.

” Pasti cantik, dan model cewek cosmopolitan yang tidak lepas dari gadget terbaru dan tas branded dari merek terkenal.”

” Emang kamu sudah pernah liat?” Kataku pada Joice. Temanku itu menggeleng.

” Istri pak Glen yang pertama itu baru berusia 24 tahun. Masih kurang muda apa?” Kata Joice lagi.

” Mungkin, istrinya yang sekarang masih abg kali ? Laki-laki kok ngak pernah puas gitu ya? Istri masih muda tapi masih aja butuh istri yang lebih muda lagi,” Ester nyerocos tidak mau kalah.

Tiba-tiba terdengar langkah kaki seseorang menuju ruang meeting. Dari balik pintu kaca terlihat pak Glen datang dan membuka handle pintu. Buru-buru kami membereskan peralatan makan dan menyimpannya di bawah meja ruangan meeting. Pak Glen paling tidak suka bila ada karyawan yang makan di ruangan meeting. Ini bisa dikategorikan pelanggaran. Begitu dia menampakkan diri kami serempak menyapanya.

“Selamat pagi pak !”

“Pagi,” sapanya sambil menatap kami satu persatu seakan-akan ingin mengatakan sesuatu. Lalu tatapannya tertuju ke arahku.

“Oh iya, Nurul kamu receptionist kan? ke ruangan saya sekarang,” katanya padaku **duar** jantungku serasa meledak. Wajahku mendadak pucat. Aku disuruh ke ruangan pak Glen? Pasti dia tadi melihat peralatan makan yang bersembunyi di sela-sela kedua kakiku. Dengan lemas aku beranjak menuju ruangan pak Glen.

“Duduk.”

“Makasih pak,” tatapku dengan wajah memelas. Kulirik lemari kaca di samping kursi yang kududuki, untuk memastikan apakah wajahku sudah benar-benar terlihat memelas.

“Nurul, nanti jam makan siang istri saya akan ke sini. Tolong kamu terima dia dengan baik. Dan apabila saya nanti sedang meeting, tolong kamu temani dia di ruangan saya.”

” Oh!... baiklah pak.” 
Aku lega karena ternyata bukan karena aku ketahuan makan di ruang meeting.


Siang itu...

Beberapa menit lagi jam makan siang tiba. Aku tidak sabar menanti istri muda pak Glen, yang katanya akan datang. Seperti apakah dia? Pasti seperti top model, dengan postur tubuh tinggi, langsing, putih dan rambut tergerai yang menebarkan aroma shampoo. 

Saat dia berjalan di depanku nanti, aku terbayang-bayang wangi parfume merek Issey Miyake atau Dolce & Gabana. Kemudian dia akan duduk di ruangan kerja suaminya dengan memangku tas branded merek LV, Gucci atau Hermes Birkin yang harganya puluhan juta itu. Kemudian dia menyilangkan kakinya yang beralaskan high heel merek Salvatore Ferragamo. Fiuh…semakin tidak sabar menanti kehadiran istri muda pak Glen.

Jam makan siang tiba, tepat jam 12 siang. Istri muda pak Glen belum datang juga. Tidak lama kemudian sebuah ojeg berhenti di pintu masuk kantor. Seorang wanita turun dari ojeg tersebut. Berumur sekitar yah...40-an tahun. Dia mengenakan baju atasan katun berwarna putih dan rok bawahan panjang berbahan jeans. Menggunakan sandal merek Bata buatan dalam negeri. 

Wanita itu tidak membawa tas, ia hanya mengempit dompetnya di lengan kiri. Sementara tangan kanannya mambawa rantang plastik berwarna pink ndeso bergambar bunga-bunga mawar. Duh...siapa lagi ini pikirku. Konsentrasiku buyar gara-gara wanita ini. Acara menunggu istri muda pak Glen jadi sedikit terganggu karena kehadirannya.

“Siang mba...saya mau ketemu pak Glen.”

Aku langsung melirik wanita yang berdiri di depanku. Siapa sih dia? Tidak mungkin ini istri muda pak Glen. Aku perhatikan umurnya sekitar 40 tahun. Wajahnya biasa saja. Rambutnya di ekor kuda. Tidak membawa tas branded sama sekali hanya membawa dompet bergambar Hello Kitty. Kakinya beralaskan sandal merek Bata sementara yang kucium bukan wangi parfume Issey Miyake tapi bau minyak kayu putih cap Gajah. Dan dia bawa-bawa rantang lagi.

“Pak Glen? Sebentar ya bu. Dengan ibu siapa?”

“Saya dari rumah bawakan pak Glen ayam bakar kesukaannya buat makan siang.”

“Ooohh...iya. Pasti ibunya pak Glen ya? Tadi pak Glen pesan ke saya kalo istrinya akan datang. Memangnya ke mana istri pak Glen, bu? Kok tidak jadi datang ?" Wanita yang kuajak bicara itu hanya tersenyum saja.

“Mari bu, saya antar ke ruangan pak Glen. Sepertinya sudah selesai meeting-nya.”

Wanita setengah baya itupun mengikutiku dari belakang. Sesekali aku menengok ke belakang dan meliriknya. Dia tampak takjub dengan segala sesuatu yang ada di kantor ini. Tidak lama kemudian kita sudah berdiri tepat di depan pintu ruangan pak Glen. Dengan perlahan kuketuk pintunya.

“Masuk.”

“Siang pak, ada tamu dari rumah.”

“Oh…istriku sayang. Jadi juga kamu datang,” pak Glen terlihat gembira dan buru-buru dipeluknya wanita itu. Kemudian dengan sangat antusias dibukanya rantang plastik yang berwarna pink ndeso bergambar bunga-bunga mawar. Dan benar, isinya adalah ayam bakar yang harumnya memenuhi seluruh ruangan. 


Tak lama kemudian terdengar sebuah lagu merdu dari almarhum Chrisye berjudul “Serasa” memenuhi ruangan.
Istri muda pak Glen ternyata tidak muda. Pak Glen jatuh cinta pada wanita berpenampilan ‘vintage’ generasi 80’s. Dan ternyata pak Glen adalah Oedipus Complex. Ha-ha-ha-ha...


**

Tidak ada komentar: