Minggu, 04 Agustus 2013

Perempuan Misterius (Bagian 3)






Angel berusaha berpikir sejernih mungkin. Untuk pulang ke rumah pada malam ini juga tidak mungkin. Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 WIB. Akhirnya Angel menuruti saran Doni untuk pulang setelah matahari terbit. Angel lupa bahwa ia harus ke rumah pak Rahmat untuk mengumpulkan tugas ekonomi mikro. Angel pun akhirnya dengan terpaksa menginap di rumah besar ini.

“Ini kamar tamu, kakak bisa beristirahat di sini,” kata Doni pada Angel. Gadis itu hanya bisa mengangguk.

“Baiklah, dan mudah-mudahan tidak ada hal-hal yang aneh selama saya tidur,” kata Angel kemudian.

Kamar tamu itu bernuansa merah darah, dengan perabotan kuno. Tempat tidurnya besar sekali. Kemudian terdengar suara korden yang melambai-lambai tersibak angin. Angel kemudian menutup daun jendelanya. Di luar benar-benar sangat gelap. Suasana seperti ini mengingatkan Angel akan sebuah 'Mansion' atau rumah besar yang angker dan dihuni para vampire. Tak berapa lama Angel pun tertidur.

Air dari kran kamar mandi itupun kembali meluap-luap membanjiri lantainya. Dan kejadian pun berulang. Tapi kali ini Angel tidak mendekati bak mandi tersebut. Gadis itu tetap berdiri di dekat pintu kamar mandi. Walaupun pintu itu juga tertutup dan terkunci, dan lampu berulang kali padam dan menyala bergantian. Sampai akhirnya lampu kamar mandi itu benar-benar padam. Suasana menjadi gelap dan mencekam. Kejadian selanjutnya, perempuan itu kembali muncul. Berbaju putih dengan wajah tertutup rambut panjang.

Angel masih tidak percaya apa yang telah dialaminya. Gadis itu masih berpikir bahwa ia hanya berhalusinasi saja. Perempuan dengan wajah tertutup rambut itu sekarang tepat berdiri di depannya. Tubuh Angel gemetaran. Tak sepatah katapun keluar dari mulut gadis itu, walaupun sesungguhnya ia ingin berteriak. Perempuan itu dengan berjalan menunduk (seperti melayang) menuju pintu kamar mandi. Dan secara tiba-tiba pintu itu pun terbuka dengan sendirinya. Dia pun keluar. Entah mengapa Angel mengikuti perempuan dari bak kamar mandi tersebut.

Perempuan itu menuju sebuah ruang terbuka yang temaram hanya saja ruang terbuka tersebut di kelilingi tembok tinggi. Pada masing-masing tembok terdapat obor-obor kecil sebagai penerang. Ruang terbuka itu tampaknya seperti ruang pemujaan. Di tengah-tengahnya terdapat semacam meja persembahan dan seorang perempuan tergeletak di atas meja tersebut dengan tangan dan kaki yang terikat. Wanita itu terlihat seperti meronta-ronta. Angel tercengang dibuatnya. Dan perempuan dari bak mandi tadi menghilang entah kemana.

Seorang laki-laki bertopeng kemudian berdiri tepat disebelah kepala gadis yang terikat diatas meja persembahan tersebut. Laki-laki itu kemudian membaca semacam mantra dalam bahasa latin kuno yang tak dimengerti Angel. Lalu laki-laki itu mengeluarkan sebilah pedang dari balik jubah hitamnya. Kemudian pedang tersebut ditebaskan ke kepala sang korban.

“Aaaahhhhhhhh……..”

Angel menjerit ketakutan. Tapi ternyata dia bermimpi. Diapun terduduk sambil mengatur nafasnya yang masih tersenggal-senggal. Untunglah hanya mimpi pikir Angel lega. Gadis itu lalu merasa haus, iapun lalu berniat turun dari tempat tidur besar tersebut. Angel kaget bukan main, ternyata ada seorang laki-laki bertopeng seperti dalam mimpinya tadi berdiri di samping tempat tidurnya. Angel berusaha berlari, tapi rupanya kedua kakinya sudah terikat. Angel menjerit-jerit. Dan sekarang laki-laki itupun mengikat tangannya.

Laki-laki bertopeng itupun menggendong Angel menuju sebuah ruangan pemujaan. Sama persis seperti yang Angel lihat dalam mimpinya. Dengan kondisi tangan dan kaki terikat, Angel tidak dapat melakukan perlawanan. Ia hanya bisa berteriak-teriak histeris.
Laki-laki bertopeng itupun lalu mengeluarkan pedang dari dalam jubahnya. Dan ia mulai membaca mantra. Lalu bersiap-siap menebaskan pedangnya tepat di leher Angel. Tiba-tiba terdengar suara orang berteriak.

“Jangan ayah….., jangan korbankan dia. Gadis itu adalah kakakku,” terdengar suara Doni diantara jeritan histeris Angel.

Laki-laki bertopeng itupun batal menebaskan pedangnya ke kepala Angel. Lalu berbalik mendekati Doni.

“Rupanya kau pun sudah tidak setia kepadaku, anakku. Kau pun akan mengalami nasib yang sama seperti ibumu. Akan aku tenggelamkan kau dalam bak kamar mandi itu,” kata laki-laki bertopeng itu geram.

“Jangan bergerak, anda sudah kami kepung,” seorang polisi datang sambil mengarahkan pistolnya tepat ke kepala laki-laki bertopeng tadi.
Laki-laki bertopeng itupun kaget. Ia berusaha menyerang polisi tersebut dengan mengayunkan pedangnya.

Doorr….dooorrr…..

Dua buah peluru langsung bersarang di kaki laki-laki bertopeng tersebut. Laki-laki itupun ambruk dengan kaki bersimbah darah. Polisi pun mendekat dan memborgolnya. Kemudian membuka topeng laki-laki itu.

“Pak Rahmat??” Angel berteriak tak percaya. Laki-laki bertopeng itu ternyata pak Rahmat dosen mata kuliah ekonomi mikro.

Rumah besar itu lalu penuh sesak dengan polisi. Angel duduk di sofa ruang tamu ditemani ayahnya dan Doni. Ayah Angel terlihat masih shock atas kejadian yang menimpa putrinya.

“Ibuku pernah bicara padaku dalam mimpi, bahwa aku mempunyai seorang kakak perempuan yang akan di persembahkan sebagai korban oleh ayahku,” kata Doni.

“Lalu bagaimana kamu tahu bahwa akulah kakakmu?” Tanya Angel heran.

“Aku tahu karena hanya kakak yang bisa melihat ibu dalam bak kamar mandi. Gadis-gadis sebelum ini tidak mengalami apa yang kakak alami,” kata Doni kemudian.

“Doni…besok tolong antarkan aku ke pusara ibumu,” kata ayah Angel dengan mata berkaca-kaca. Doni hanya mengangguk lalu lelaki itupun memeluk Doni dan Angel.


***

Kilas Balik : 20 tahun yang lalu ada seorang dosen muda di Universitas Indischenesie bernama Budi. Budi kemudian memperistri Utami seorang mahasiswi. Tak lama setelah mereka menikah merekapun dikaruniai anak perempuan lalu diberi nama Angel.

Suatu hari Utami pergi seperti biasa ke kampus tapi kemudian menghilang dan tidak pernah kembali. Budi pun kemudian berhenti mengajar di Universitas Indischenesie dan mengajar di tempat lain karena ingin melupakan Utami kekasih hati yang tak pernah kembali.

Utami ternyata diculik oleh Rahmat yang tak lain adalah sahabat Budi. Rahmat mencintai Utami dan kecewa karena Utami lebih memilih menikah dengan Budi. Pada sebuah kesempatan Rahmat berhasil mengundang Utami datang ke rumahnya. Utami kemudian disekap selama hampir satu tahun lamanya dalam rumah besar milik Rahmat. Sampai akhirnya Utami melahirkan anak laki-laki bernama Doni.

Rahmat ternyata adalah penyembah aliran sesat. Yang melakukan pemujaan dengan mengorbankan gadis-gadis yang masih perawan dengan memenggal kepala mereka dan meminum darahnya. Melihat hal ini Utami merasa muak dan frustasi. Utami pun mencoba melarikan diri tapi akhirnya berhasil ditangkap kembali oleh Rahmat. Lalu Utami dihabisi dengan menenggelamkannya dalam bak kamar mandi.


*** Tamat***

Tidak ada komentar: